Desa Masalili Jadikan Limbah Tenun Bernilai Ekonomi
Kerajinan Tangan Desa Masalili, Kabupaten Muna. (Foto: Sitti Herni/Labrita.Id)
LABRITA.ID - Desa Masalili, Kabupaten Muna, pada 2017 lalu dicanangkan sebagai kampung tenun oleh Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai tempat penghasil tenun, limbah produksi menjadi melimpah.
Untuk itu, pihak pengelola Bumdes Desa Masalili berinisiatif memanfaatkan limbah tenun tersebut agar bernilai ekonomi.
"Biasanya limbah hasil tenun tidak dimanfaatkan. Makanya kami mengadakan pelatihan pemanfaatan limbah untuk memberikan nilai ekonomi pada sisa-sisa tenun," terang Kepala Desa Masalili, La Ode Rasali kepada Labrita.Id, Kamis (21/2/2019).
Dari hasil olahan, beberapa produk dapat diinovasi menjadi bunga, pembungkus botol air mineral, penutup gelas, tas ponsel, dan bros.
"Hasil olahannya dapat dijual di bumdes untuk dipasarkan di Puncak Masalili," kata La Ode Rasali di Sanggar Tenun Desa Masalili.
Baca Juga: Puncak Masalili, Destinasi Wisata Ketinggian di Pulau Muna
Masyarakat yang terlibat dalam program ini dibekali dengan pelatihan yang diambil dari anggaran dana desa.
"Selanjutnya mereka diberikan mesin jahit, mesin bordir, dan alat lain yang berhubungan dengan kerajinan yang digeluti," terangnya.
La Ode Rasali berharap apa yang dilakukan Desa Masalili mendapat dukungan dari pemerintah daerah dalam hal mempromosikan tempat dan kerajinan tersebut.
Laporan: Didul