Yang Perlu Dilakukan Liverpool Menghadapi Musim Depan (bagian dua)

Jurgen Klopp (Foto: skysports.com)

18/06/2019 950

LABRITA.ID - Selain pemain bertahan, Liverpool juga butuh gelandang kreatif berkarakter play maker yang memiliki tendangan jarak jauh akurat.Seringkali Liverpool berhadapan dengan tim yang bertahan total agar tidak kebobolan dengan istilah parkir bus. Gelandang dengan drible lincah yang memiliki passing tak terduga akan bermanfaat sekali membuka ruang pertahanan lawan. Terpenting lagi gelandang tersebut memiliki shooting yang mematikan dari luar kotak penalti. 

Liverpool sudah memilikinya pemain dengan tipikal tersebut yaitu Alex Oxlade Chamberlain. Namun, Ox adalah sering cedera. Ia belum pernah bermain penuh pada musim 2018/2019. Musim 2017/2018, Ox membobol City dengàn dua tembakan jarak jauhnya pada 2 pertandingan.

Baca Juga: Gaya Klopp Menyentuh Liverpool

Berikut beberapa nama gelandang yang bisa direkrut oleh Liverpool 

1. Nabil Fekir
Musim lalu, Fekir sudah hampir memakai seragam merah Liverpool. Ketidaksesuaian harga menjadi sebab kegagalan nego Liverpool dengan Lyon. Nabil Fekir adalah gelandang serang yang lincah. Kapten Lyon ini memiliki drible yang baik dan tendangan jarak jauh yang dapat diandalkan. Fekir bisa ditempatkan sebagai gelandang dan penyerang sayap. Lyon sendiri sudah memberikan lampu hijau untuk pindah pada musim panas ini. Masalah Fekir adalah memiliki cedera kambuhan di lututnya.

2. Hakim Ziyech
Ziyech adalah nama yang sedang meroket di tim muda Ajax Amsterdam. Play maker timnas Maroko ini memiliki passing akurat dan drible yang baik. Tendangan jarak jauhnya bisa menjadi andalan saat berhadapan dengan tim yang bertahan. Pemain andalan Erik Ten Hag ini mampu mencetak 20 gol dan 19 assis pada musim yang lalu. Harganya pun murah hanya 25 juta euro. Masalahnya banyak klub yang berminat mendapatkan tanda tangan pemain ini. Selain itu, ketertarikan Ziyech untuk bermain di Barcelona atau Arsenal.

3. Philippe Coutinho
Coutinho merupakan mantan pemain Liverpool yang direkrut Barcelona pada musim 2017/2018. Tak perlu dijelaskan kecocokan Coutinho dan Liverpool. Sebelum pindah ke Barca, Coutinho adalah play maker andalan Liverpool. Passing dan tendangan jarak jauhnya membobol banyak gawang lawan. Dribble Countinho adalah khas pemain asal Brazil yang sedikit nakal mempermainkan lawan. Masalah terbesar adalah Barcelona hanya mau melepas Coutinho dengan harga yang sama saat membelinya yaitu 140 juta poundsterling. 

Kedua, mempromosikan pemain muda. Tim besar haruslah memiliki akademi dan tim pemain muda yang bagus. Liverpool telah sukses mempromosikan Trent Alexander Arnold ke tim utama. Tahun ini sedikit sekali peran pemain muda di tim utama Liverpool. Ki Jana Hoever dan Rhian Brewster hanya numpang lewat di tim utama Liverpool. Belum lagi pengakuan banyak pengamat atas potensi Ben Woodburn, Ryan Kent, Ovie Ejaria, dan Harry Wilson.

Baca Juga: Para Pemain Liverpool yang Berhasil Dipoles Klopp

Beberapa pemain senior akan habis kontraknya seperti Simon Mignolet, Daniel Sturridge, James Milner, dan Alberto Moreno. Liverpool bisa mempertimbangkan pemain mudanya di akademi maupun yang sedang dipinjamkan ke klub lain sebagai pemain pengganti. Suasana positif tim harus terus berkembang terutama harapan para pemain muda. Setelah dua musim Liverpool sibuk belanja pemain, Klopp harus memberikan kesempatan lebih besar kepada para pemain mudanya.
 
Selama ini, Klopp memberikan kesempatan pemain cadangan dan pemain muda untuk bermain di Piala Liga dan Piala FA. Hal tersebut belumlah cukup. Pemain muda Liverpool harus mendapatkan kepercayaan penuh berdiri di samping pemain utama dalam pertandingan krusial di liga domestik maupun Eropa. Naiknya peran pemain muda akan meningkatkan antusias pemain muda berkualitas lain untuk bergabung dengan Liverpool. Dengan biaya transfer yang terus membumbung tinggi, merekrut pemain muda berkualitas adalah strategi terbaik.

Ketiga, meningkatkan kapasitas Anfield. Tim 6 besar EPL telah memiliki station baru yang megah dan tentunya berkapasitas besar. Terbaru Tottenham Hotspurs memiliki stadion baru berkapasitas 62.062 dan terbesar kedua setelah Old Trafford yang memiliki kapasitas 74.994 penonton. Besarnya stadion selain untuk kebanggaan juga berhubungan dengan aspek penerimaan finansial.  West Ham United memiliki kapasitas Stadion melebihi Anfield yaitu mampu menampung 60 ribu supporter.

Repotnya, Anfield punya suasana magis yang luar biasa. Berkali-kali tim yang dipandang lebih kuat dari Liverpool mengalami kegagalan di Anfield. Barcelona adalah korban terakhir dari 'keangkeran' Anfield. Liverpool melakukan mission impossible mengalahkan Barca setelah tertinggal 3-0 pada pertemuan pertama. Anfield terus bergelora sejak awal pertandingan dan 4 gol harus diterima Messi dkk.

Baca Juga: Pelajaran dari Liverpool dan Tottenham di Semifinal UCL 2019

Solusinya mempertahankan Anfield dan terus meningkatkan kapasitas stadion yang 54.074. Membebaskan lahan pemukiman di sekitar Anfield adalah tantangannya. Liverpool sudah bekerja cukup baik pada perluasan stadion pada tahun lalu. Momentum eforia setelah 2 kali berturut-turut masuk final UCL, bisa dimanfaatkan. Kunjungan supporter fanatik Liverpool dari penjuru dunia akan didukung pemerintah setempat.

Keempat, terus memenangkan trofi. Liverpool nyaris mengakhiri kompetisi EPL dengan trofi. Sayangnya 97 poin yang diraih menjadi tidak bermanfaat ketika Manchester City mendapatkan poin 98. Tahun lalu Liverpool masuk final UCL menghadapi Real Madrid dan kalah 3-1. Setahun sebelumnya lagi Liverpool kalah 3-1 dari Sevilla di final Liga Eropa.

Permainan tim yang memikat dan konsisten telah teruji sepanjang musim kompetisi 2018/2019. Dengan koleksi 18 juara Liga Utama Inggris dan 6 UCL, Liverpool mesti terus berburu trofi. Liverpool harus terus berdiri mengangkat piala kemenangan. Semoga.

Baca Juga: Yang Perlu Dilakukan Liverpool Menghadapi Musim Depan (bagian satu)

Penulis: Rizal