Perlawanan Juergen Klopp
Juergen Klopp (foto: skysports)
LABRITA.ID - Juergen Klopp kembali membuat kejutan. Pasca pluit panjang semifinal pertama Liga Champions Barcelona vs Liverpool ditiup, semua pandit memuji Barcelona dan tendangan bebas Lionel Messi. Namun, setelah 90 menit di Anfield, semua memunggungi Barcelona dan Messi.
Klopp beserta anak asuhnya bangkit dan melawan. Dunia sepak bola takjub dengan intensitas dan kecepatan Liverpool. The Reds membalikkan kekalahan 3-0 menjadi kemenangan 4-0. Mereka melenggang ke Wanda Metropolitano dengan penuh gaya.
Baca Juga: Menanti Kejutan Liverpool
Saat hadir di EPL tahun 2015, Juergen Klopp menghadapi apatisme berbagai pihak tentang kemampuannya. Borussia Dortmund yang ditanganinya selama 7 tahun hanya dua kali juara Bundes Liga. Terakhir, Klopp dipecat karena hanya finis di luar jatah Liga Champions. Hal yang tabu bagi Dortmund.
Hanya satu orang yang khawatir dengan kehadiran mantan pelatih Mainz ini yaitu Sir Alex Ferguson. “Orang ini mampu memunculkan antusiasme orang lain dan pemainnya akan mengerahkan seluruh kemampuan untuk Klopp,” kata Ferguson.
Siapa yang berani membantah Ferguson? Neville bersaudara? Scholes atau Ferdinand? Tak ada.
Mourinho tidak berani membantah Ferguson tapi menyerang langsung ke Klopp dengan sebutan spesialis runner up. Mirip dengan hinaannya ke Arsene Wenger spesialis kegagalan. Balasannya, Wenger hampir mencekik Mourinho dalam salah satu kesempatan konfrontasi di pinggir lapangan.
Baca Juga: Belitan Masalah Si Setan Merah
Klopp berbeda dengan Wenger yang serius dan 20 tahun lebih bersama Meriam London. Klopp mirip pelawak dengan senyumnya yang lebar.
“Saya spesialis runner up? Tidak masalah, yang penting saya mencintai pekerjaan ini,” ujarnya sambil tersenyum lebar.
Pandit EPL terpesona dengan transformasi permainan Manchester City berdasarkan penguasaan bola Pep Guardiola. Semua pandit sibuk membandingkan tiki-taka Barcelona, Bayern Muenchen, dan Manchester City.
Baca Juga: Menanti Sentuhan Maksimal Guardiola di Manchester City
Mourinho kalah jauh dari sambutan kehadiran Pep di EPL. Seratus poin City di EPL 2017-2018 merupakan alibi kuat para pandit melupakan Klopp dan pelatih lainnya.
Klopp sukses membawa Liverpool ke final Liga Eropa, tetapi dikalahkan 3-1 oleh Sevilla. Pasukannya mayoritas masih warisan manajer Liverpool sebelumnya, Brendan Rodgers.
Musim kompetisi 2017-2018, Klopp berhasil masuk final turnamen besar lainnya yaitu UCL. Liverpool kembali dikalahkan Real Madrid 3-1. Sinar Klopp sempat terang kemudian tertutupi keberhasilan Guardiola. Padahal City dibantai Liverpool 5-1 di perempat final UCL.
Awal musim 2018-2019 sedikit yang memprediksi Liverpool akan berjalan jauh hingga pekan terakhir dan final UCL. City semakin matang permainannya dan Mourinho memperlihatkan ancamannya. Pochettino semakin menakutkan dengan stadion baru yang selesai di pertengahan musim.
Chelsea dan Arsenal merekrut pelatih berkualitas pada Maurizio Sarri dan Unai Emery. Mereka semua tertinggal 15 poin dari Salah dkk. Mourinho dipecat Manchester United setelah dikalahkan Liverpool 3-1.
Klopp melakukan dua transfer penting di awal musim yaitu Fabinho dan Alisson Becker. Melengkapi kehadiran Virgil van Dijk dan Naby Keita yang sudah dibeli di musim sebelumnya.
Baca Juga: Para Pemain Liverpool yang Berhasil Dipoles Klopp
EPL tercengang ketika Liverpool belum terkalahkan hingga bulan Desember. Eropa kagum ketika Liverpool lolos dari lubang jarum menyingkirkan Napoli dan masuk fase knock out UCL. Berikutnya dunia bersorak ketika Barca takluk di Anfield.
Dunia tidak percaya ketika Liverpool terus mengalahkan lawannya dan menempel ketat City. Selisih satu poin dengan tim yang dikagumi banyak pandit sepakbola dan memiliki uang tanpa batas. Bahkan di EPL, Liverpool baru mengalami sekali kekalahan sepanjang musim ini dari City ketika bermain di Etihad.
Tanpa Salah dan Firmino, Klopp sudah menyelesaikan satu tugas tidak mungkin dalam sepakbola. Terakhir Liverpool harus mengalahkan Wolverhampton tanpa memperhatikan hasil pertandingan City. Seperti kata Klopp,”Bertandinglah dengan seluruh kemampuan yang dimiliki, kalaupun kalah, kita kalah
dengan penuh gaya.”
Baca Juga: Pencarian Ronaldo dan Real Madrid
”Untuk pertama kalinya EPL memiliki juara dengan poin lebih dari 90 poin dan demikian pula runner up. Persaingan City dan Liverpool telah membawa EPL ke level berikutnya dan meninggalkan jauh pesaingnya," kata Allan Shearer.
Penulis: Rizal